Fenomena Matahari Baru - Matahari Kembar

Isu mengenai Matahari Baru dan Matahari Kembar kini sedang menjadi pembicaraan hangat di forum internet, facebook, dan juga twitter. Menelisik lebih dalam tentang fenomena Matahari Baru bisa juga ditemukan di beberapa situs internet mengemukakan bahwa hal ini telah menjadi isu setelah teleskop Herschel milik Badan Luar Angkasa Eropa (ESA) menangkap gambar embrio bintang yang sedang tumbuh didalam gelembung gas di tata surya.
Menurut tangkapan gambar bintang yang sedang tumbuh oleh Teleskop Herscel tersebut, bahwa bintang itu sendiri tumbuh di tata surya kita sendiri. Dengan fenomena itulah maka sering pula disebut bahwa bintang yang ditemukan tersebut dengan nama Matahari Baru karena diyakini setelah terbentuk nantinya bisa memiliki ukuran yang lebih besar dari matahari yang sudah ada dalam tata surya bima sakti.

Foto Matahari Kembar dari Citra Teleskop Herscel

Dalam citra teleskop Herscel tampak bintang raksasa itu seperti gumpalan putih di tepi bawah gelembung. Embrio itu diperkirakan bisa tumbuh menjadi salah satu bintang terbesar dan yang paling cerah di galaksi dalam ratusan ribu tahun mendatang.

Calon bintang raksasa tersebut sudah memiliki massa sekitar delapan hingga sepuluh kali lebih besar dibanding massa Matahari, dan dikelilingi begitu banyak material.

Bila lebih banyak gas dan debu berjatuhan di bintang tersebut, objek itu berpotensi menjadi salah satu objek raksasa dalam Galaksi Bima Sakti, dan akan berpengaruh bagi lingkungan sekitarnya.

Tidak jauh berbeda dengan isu Matahari Baru, isu mengenai Matahari Kembar juga kini sedang mengemuka. Hal tersebut berkaitan dengan sebuah tayangan acara infotaiment di televisi yang mengupas tentang Matahari Kembar (Baby Sun).

Adapun isi dari acara infotaiment di televisi yang mengupas tentang Matahari Kembar tersebut isu pembahasannya tidak jauh berbeda dengan artikel Matahari Baru yang bisa ditemukan di internet.

Kesimpulan tentang Matahari Baru dan Matahari Kembar yang kedua-duanya sedang mengemuka dan menjadi perbincangan hangat merupakan fenomena yang sama, meski dengan judul pemberitaan yang mungkin sedikit agak berbeda dan dengan pembahasan media yang lain, dimana salah satunya di bahas di media internet, dan satunya lagi dibahas di media televisi.



Portalgue.com- Planet dengan dua matahari seperti kampung halaman Luke Skywalker dalam film Star Wars ternyata bukan fantasi belaka. Badan angkasa luar Amerika Serikat, NASA, memprediksikan bahwa khayalan itu dapat terjadi.
Teleskop angkasa luar milik NASA, Spitzer, telah menemukan sistem planetari yang mengelilingi bintang ganda. Sistem ini sama saja dengan sistem Tata Surya kita yang mengelilingi bintang tunggal, matahari. Studi teranyar yang dipublikasikan di Astrophysical Journal ini menggunakan kamera infra merah pada teleskop Spitzer untuk mencari bintang ganda atau disebut juga “kepingan debu”.
Kepingan debu ini terbentuk dari serpihan bebatuan angkasa yang tersisa saat pembentukan planet-planet. “Kami sudah tahu bahwa bintang-bintang itu ada di sana. Pertanyaannya adalah apakah ada planet lain di sana dimana kita bisa melihat matahari,” ujar Karl Stapelfeldt, ilmuwan dari Jet Propulsion LaboratoryPasadena, California, seperti yang dikutip BBC News belum lama ini.
Pertanyaan tersebut terjawab dengan temuan teleskop Spitzer, dimana sistem binari di luar angkasa sana juga memiliki planet-planet lain, yang juga memiliki matahari sendiri. Menurut David Trilling dari University of Arizona, temuan ini memang mungkin saja membuktikan hal itu, namun belum bisa dipastikan begitu saja.
“Pada sistem Tata Surya kita, asteroid saling memecah dan menghasilkan tebaran debu yang kita asumsikan sebagai kepingan lain, yakni debu yang diproduksi oleh dua badan objek yang lebih besar,” jelas Trilling. Satu hal yang logis adalah bahwa proses pembentukan objek besar itu adalah proses serupa dengan pembentukan planet.
Tim ilmuwan menganalisis kepingan debu dalam 69 sistem binari yang berjarak antara 50-200 tahun cahaya dari bumi. Data menunjukkan bahwa 40 persen dari sistem ganda memiliki kepingan debu yang frekuensinya lebih tinggi dari sampel serupa bintang tunggal.
Dari temuan ini disimpulkan bahwa sistem planetari adalah hal biasa di sekitar bintang-bintang binari itu dan bisa jadi mereka juga memiliki matahari seperti planet kita. Pada sistem yang terdiri dari 50-500 unit astronimis, kepingan debu berputar sendiri-sendiri atau berpasangan mengelilingi bintang.
Pada sistem bermatahari ganda ini, Trilling memperkirakan bahwa dorongan gravitasi mampu “menendang” debu-debu ke dalam antariksa dan mencegah terjadinya pembentukan planet lain (JPL) milik NASA di

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Related Websites

About Me

My photo
lhe ya"e......ayo klik gambarku..,moso'nonto'i to'.....?